Welcome to BlogSite us : Desa Dadaplangu

10 Nov 2012

Talenta Putra Dadaplangu

Talenta Putra Dadaplangu

Yups, apa yang mendasari admin untuk menulis tentang talenta putra dadaplangu? Saat browsing admin menemukan video yang cukup unik dan oke punya dari putra dadaplangu. Meskipun dengan keterbatasan putra dadaplangu yang satu ini berusaha untuk mengekspresikan talentanya di bidang musik. Dengan nick name c3epOop putra dadaplangu ini mengunggah sebuah video di you tube untuk mengekspresikan diri sebagai salah satu bagian seni musik.

Jika ada 100 orang seperti c3epOot ini admin percaya dadaplangu dapat lebih berkembang pesat. terbukti talenta putra dadaplangu yang di unggah di you tube ini punya kemampuan tak hanya di bidang seni musik. Yang pasti lebih dari itu.

Talenta Putra Dadaplangu

Talenta Putra Dadaplangu sebenarnya masih banyak yang belum ter eksplore.. maka dari itu admin sangat mendukung adanya kratifitas seperti mas c3epoot ini untuk mendorong putra putri dadaplangu agar lebih maju. Apapun kreatifitasnya admin harap di kelola dengan baik, Manfaatkan teknologi yang ada untuk meningkatkan talenta putra dadaplangu untuk maju menyongsong masa depan yang lebih baik. Talenta putra dadaplangu apapun itu bentuknya jadikan sebagai hobby terus kembangkan kawan.

Yuk kita lihat seperti apa talenta putra dadaplangu yang admin maksud di http://youtu.be/X-XmmO1LYOg

Lanjut Kang >>Talenta Putra Dadaplangu

3 Sep 2011

Lambatnya Teknologi Masuk Desa

Seperti yang telah kita tau bahwa teknologi mempunyai peranan yang cukup besar dalam upaya pengembangan di berbagai bidang kehidupan. Tak terkecuali pengembangan suatu wilayah,termasuk suatu desa. Lambatnya teknologi masuk desa di sebabkan oleh banyak faktor, sebagai contoh taraf hidup penduduk suatu wilayah yang masih rendah, pendidikan yang masih minim, akses desa yang sulit dan banyak lagi faktor-faktor yang menghambat teknologi masuk desa lainnya.

Faktor yang mendukung lambatnya teknologi masuk desa di atas akan tidak berlaku apabila suatu desa yang ‘telah’ mempunyai segalanya. Apa yang di maksud? Yang di maksud di sini adalah suatu desa yang taraf hidupnya sudah kayak, akses desa yang mudah, di barengi dengan tingkat pendidikan yang tinggi. Sebagai contoh adalah desa kita sendiri yaitu Desa Dadaplangu.
Bagimana tidak?! Rata-rata penduduk desa kita telah menyelesaikan pendidikan minimal SD,itupun para orang tua kita. Sedangkan generasi mudanya minimal SLTA. Bahkan sarjana. Kurang – lebih 90% warga kita sudah bisa baca tulis. Namun apa yang menjadi kendala lambatnya teknologi masuk desa Dadaplangu?
Pertanyaan di atas sudah selayaknya kita cermati bersama. Jaman sedemikian cepatnya berputar. Jika kita tetap berdiri di sini bagaimana anak cucu kita nanti? Pastinya mereka akan jauh tertinggal jika kita sendiri tak mengajarkan pada mereka.

Pendidikan

Seperti sudah menjadi adat kebiasaan yang mengakar di benak orang tua, bahwa kita sekolah hanyalah untuk mencari ijazah dan membuktikan bahwa orang tua kita mampu menyekolahkan kita. Tentunya ini terlepas dari kesan menjelekkan orang tua. Mayoritas sudut pandang warga kita lebih ke arah pendidikan agama. Memang itu tidak salah, tujuannya tak lain adalah kita di ajarkan untuk mencari bekal di kehidupan setelah mati. Namun berbekal itu saja tidaklah cukup sebab dunia makin berubah, jaman sudah serba modern plus semakin edan. (“nek ga edan ga keduman” kata pepatah surabaya). semua serba canggih dengan teknologi luar negeri. Jika kita tetap seperti ini tanpa mau belajar apa itu teknologi bukan tidak mungkin kita akan kehilangan sumber penghidupan kita.

Coba kita renungkan, dulu jika kita ingin tau kabar family di luar kota butuh waktu 2 minggu dengan surat via kantor pos,tapi sekarang hanya perlu 3 detik kita bisa mendengar suara dan wajah saudara kita yang jauhnya ber kilo-kilo hanya dengan kotak kecil dengan nama HaPe alias Hand Phone. Bagaimana jika kita tidak tau cara memakai HP? Tentunya kita akan kesulitan. Jalan keluarnya minta bantuan orang lain,apakah kita pernah berpikir jika orang yang kita mintai tolong itu menipu kita? “ah dia nggak ngerti biarin” kata dia. Siapa yang rugi? Itu baru HP bagaimana jika transaksi jual beli tanah lewat internet?  Ah apa bisa? Jawabanya BISA,asal kita tau teknologi. Sebagai contoh sekarang jual-beli lemari,motor bahkan mobil  bisa lewat warnet tanpa perlu kita jauh-jauh ke Kediri,tulungagung,jombang ataupun Surabaya yang akan menghabiskan ongkos belaka. Tinggal kita mau belajar internet atau enggak?

Minat

Faktor ke dua pendukung lambatnya teknologi masuk Desa dadaplangu adalah kurangnya minat masyarakat dadaplangu terhadap teknologi. Hal ini tak bisa di biarkan berlarut, Mengingat cepatnya perkembangan jaman saat ini. Ada pepatah bilang “siapa cepat dia dapat” secepat apakah kita sekarang ini. Lebih cepatkah kita? Boleh kita tiap hari bergelut dengan lumpur,dengan bajak,dengan kerbau,sapi,ayam,itik dsb tapi kita jangan sampai di bawah orang-orang kota. Mereka punya fasilitas kita bikin fasilitas,mereka berpendidikan tinggi,kita jangan kalah meskipun pendidikan seadanya. Asal ada kemauan yang tinggi. Mereka bicara internet kita harus bisa mengimbangi atau minimal kita tau apa yang mereka bicarakan. Kenapa begitu? Agar kita tak tertipu.

Luangkan waktu 1/2 jam tiap hari untuk membaca. Membaca apa? Apa saja yang bisa kita baca,Koran bekas,buku bekas atau buku adik-adik kita. Jangan malu bertanya meskipun dengan anak kecil.

Perlu saya ingatkan kembali tentang pentingnya teknologi di kehidupan kita. Sebagai contoh penerimaan siswa baru yang telah menggunakan media internet untuk menyaring calon siswa yang di terima. Begitupun pengumuman kelulusan dan nilai ujian anak-anak kita semua lewat internet. Sedangkan kita masing bingung apa itu internet dan gimana cara pakainya? Itu fakta yang tidak bisa kita pungkiri. Bagaimana kita tau aceh terkena tsunami beberapa tahun lalu? Berita di TV itu jawabanya. Saya ingin bertanya, Bagaimana bisa barang mati seperti TV bisa bersuara dan ada gambarnya? Bagaimana HP itu bisa berfungsi padahal tak ada kabel penghubung sama sekali? Itu semua teknologi kawan.

Biaya

Faktor berikutnya adalah biaya yang relatife masih tinggi. Yang di maksud biaya di sini adalah biaya yang harus di keluarkan warga untuk belajar mengenal teknologi. Sebagai contoh apabila kita ingin bermain internet kita harus punya computer. Sedangkan harga computer masih lumayan tinggi untuk ukuran kita, belum lagi akses jaringan yang sering tersendat. Salah satu jalan belajar adalah warnet itupun perjamnya berkisar 2000- 4000 rupiah di tambah waktu kita yang terbuang untuk keluarga. Bagaimana kita mengatasi hal ini? Mungkin salah satunya kita harus bersatu membuat suatu wadah yang kita kelola bersama syukur pemerintah desa ikut berperan serta sebagai fasilitator guna menekan biaya yang di keluarkan untuk metode belajar ini. Jika ini sudah terbentuk akan lebih ringan lagi jika kita bisa menggandeng pihak swasta untuk menyediakan perangkat-perangkat pendukung.

Yang terakhir adalah Motivator

Tidak adanya motivator sebagai motor penggerak semangat menjadi faktor utama kurangnya minat masyarakat kita terhadap teknologi. Pertanyaanya? Siapa yang dengan senang hati mau mengajarkan,memberi wawasan,pengetahuan serta ilmunya kepada warga? Itu tak lain adalah anda sendiri sebagai warga desa Dadaplangu. Anda bisa membaca tulisan ini berarti anda tau internet, Tinggal apakah anda mau mengamalkan ilmu yang anda punya untuk kesejahteraan bersama. Apa yang kita punya marilah kita amalkan semaksimal mungkin. Untuk apa ilmu banyak bila tak di amalkan.

Ilmu yang berkah adalah ilmu yang di amalkan. Dengan adanya blog desa dadaplangu ini marilah kita bersatu membangun desa kita tercinta demi anak cucu kita di masa datang. Jelaskan kepada orang yang bertanya sesuai kemampuan anda. Anda memberikan sedikit,sangatlah besar artinya untuk orang yang anda beri. Dan percayalah malaikat tersenyum melihat pemberian anda.

Terakhir kami mohon maaf apabila isi tulisan ini menyinggung pihak-pihak tertentu dan itu bukan merupakan suatu kesengajaan. ( di kutip dari berbagai sumber )
Lanjut Kang >>Lambatnya Teknologi Masuk Desa

2 Sep 2011

Desa Dadaplangu

Nama                     : Desa Dadaplangu
Luas wilayah         :   -
Batas wilayah :
            Timur         : Desa kebonduren
            Barat         : Desa Langon
            Utara         : Desa Ringinanyar
            Selatan     : Desa Langon
 
Ketinggian                :  ± 167 di atas permukaan laut.
Jumlah penduduk    : 4.442 (2003)
Kode pos                 : 66153

Desa dadaplangu adalah sebuah desa yang masuk dalam wilayah kecamatan ponggok kabupaten Blitar Propinsi jawa timur. Desa Dadapalangu terdiri dari tiga dusun yaitu dusun Dadaplangu,dusun Ngobalan dan dusun Bororejo. Secara global desa ini bisa di katakan sebuah desa yang makmur,hal itu di sebabkan karena sumber daya alam di desa ini tergolong melimpah terutama hasil buminya. Salah satu faktor yang mendukung perekonomian desa ini adalah pemanfaatan hasil tanah, perkebunan, pertanian dan peternakan. Hal yang paling menonjol dalam mendukung perekonomian desa dadaplangu adalah dari sektor pertanian di mana hampir 90 % penduduknya adalah petani yang menggarap sawah dan ladang. Di samping itu keberadaan para TKI di luar negeri juga turut membantu meningkatkan perekonomian desa secara tidak langsung.

Geografis

Secara geografi desa Dadaplangu terletak di wilayah kecamatan ponggok berada pada ketinggian ±167 di atas permukaan laut. Desa ini terletak ± 3 km di barat pusat kecamatan dan di sebelah barat dari pusat pemerintahan kabupaten Blitar ± 15 km. Mempunyai struktur tanah yang subur dengan system pengairan yang lancar.

Penduduk

Penduduk Desa dadaplangu yang mayoritas adalah petani yang menggantungkan hidup dari hasil pertanian. Mereka mengolah lahan – lahan pertanian yang terbentang luas di antara  ketiga dusun yang membentuk desa ini,umumnya lahan pertanian ini adalah hak milik meskipun ada juga yang menggunakan system sewa. Hasil pertaniannya meliputi padi,kool,cabai,buncis,jagung dan aneka macam tanaman hortikultura lainnya. Hasil pertanian ini sebagian di suplai ke beberapa kota besar seperti Jakarta,Surabaya dan Denpasar.  Sistem pertanian tergantung pada perubahan musim di mana pada musim penghujan lahan pertanian sangat cocok untuk di tanami padi. Sedangkan pada musim kemarau para petani akan beralih pada tanaman hortikultura hal ini di sebabkan oleh berkurangnya pasokan air dari sungai besar yang berhulu di kaki gunung kelud.

Di samping bercocok tanam penduduk desa ini juga menggantungkan hidup dari beternak,baik itu ternak ayam ataupun ternak itik namun jumlahnya hanya sedikit. Ada juga yang beternak jenis sapi pedaging namun itu hanya sebagai sampingan dari para  petani di desa ini. Sebagian besar pemuda desa ini pernah merantau keluar daerah/negeri untuk menambah incom keluarga sehingga secara tidak langsung memacu pertumbuhan ekonomi secara global.
Di lihat dari suku penduduk desa dadaplangu ± 99 % bersuku jawa, Bahasa pengantar yang di pakai sehari hari adalah bahasa jawa dan mayoritas masyarakat desa ini memeluk agama islam.

Pendidikan

Latar belakang pendidikan masyarakat desa dadaplangu sangat beragam, pada umumnya telah menyelesaikan pendidikan sampai ke jenjang menengah umum. Tidak sedikit pula yang sampai ke jenjang sarjana. Secara spesifik akan di jelaskan pada artikel yang lain.

Budaya

Kebudayaan masyarakat di desa dadaplangu tidak pernah lepas dari adat jawa. Semangat tenggang rasa yang tinggi dan rasa kegotong royongan adalah ciri khas dari masyarakat dadaplangu. Tak di pungkiri pula kebudayaan desa ini tak bisa lepas dari unsur agamis di karenakan mayoritas adalah muslim.

Pada bulan-bulan tertentu dalam penanggalan jawa di desa ini di adakan acara bersih desa yang di isi dengan pagelaran kesenian jawa seperti tayuban,wayang kulit,reog dsb. Di kalangan kaum muda tak ketinggalan dengan keikutsertaannya dalam organisasi kepemudaan IPNU-IPPNU di mana organisasi tersebut di bawah naungan Nahdlotul Ulama(NU). Sedangkan untuk bapak-bapak ada perkumpulan Nariyah,Barzanji dll. Pada tiap-tiap malam jum’at di adakan perkumpulan yasinan yang di ikuti oleh semua kalangan baik itu anak-anak,pemuda maupun orang tua. Semua perkumpulan tersebut betujuan untuk mengajarkan kepada generasi muda tentang pentingnya kebersamaan dan persatuan di samping mendidik anak-anak untuk mendalami agama.

Pada acara-acara resmi seperti pernikahan umumnya menggunakan adat jawa yang di padu secara harmonis dengan tatacara islam sehingga kesan sakral sangat terasa sekali. (di kutip dari berbagai sumber)
Lanjut Kang >>Desa Dadaplangu