Welcome to BlogSite us : Desa Dadaplangu

3 Sep 2011

Lambatnya Teknologi Masuk Desa

Seperti yang telah kita tau bahwa teknologi mempunyai peranan yang cukup besar dalam upaya pengembangan di berbagai bidang kehidupan. Tak terkecuali pengembangan suatu wilayah,termasuk suatu desa. Lambatnya teknologi masuk desa di sebabkan oleh banyak faktor, sebagai contoh taraf hidup penduduk suatu wilayah yang masih rendah, pendidikan yang masih minim, akses desa yang sulit dan banyak lagi faktor-faktor yang menghambat teknologi masuk desa lainnya.

Faktor yang mendukung lambatnya teknologi masuk desa di atas akan tidak berlaku apabila suatu desa yang ‘telah’ mempunyai segalanya. Apa yang di maksud? Yang di maksud di sini adalah suatu desa yang taraf hidupnya sudah kayak, akses desa yang mudah, di barengi dengan tingkat pendidikan yang tinggi. Sebagai contoh adalah desa kita sendiri yaitu Desa Dadaplangu.
Bagimana tidak?! Rata-rata penduduk desa kita telah menyelesaikan pendidikan minimal SD,itupun para orang tua kita. Sedangkan generasi mudanya minimal SLTA. Bahkan sarjana. Kurang – lebih 90% warga kita sudah bisa baca tulis. Namun apa yang menjadi kendala lambatnya teknologi masuk desa Dadaplangu?
Pertanyaan di atas sudah selayaknya kita cermati bersama. Jaman sedemikian cepatnya berputar. Jika kita tetap berdiri di sini bagaimana anak cucu kita nanti? Pastinya mereka akan jauh tertinggal jika kita sendiri tak mengajarkan pada mereka.

Pendidikan

Seperti sudah menjadi adat kebiasaan yang mengakar di benak orang tua, bahwa kita sekolah hanyalah untuk mencari ijazah dan membuktikan bahwa orang tua kita mampu menyekolahkan kita. Tentunya ini terlepas dari kesan menjelekkan orang tua. Mayoritas sudut pandang warga kita lebih ke arah pendidikan agama. Memang itu tidak salah, tujuannya tak lain adalah kita di ajarkan untuk mencari bekal di kehidupan setelah mati. Namun berbekal itu saja tidaklah cukup sebab dunia makin berubah, jaman sudah serba modern plus semakin edan. (“nek ga edan ga keduman” kata pepatah surabaya). semua serba canggih dengan teknologi luar negeri. Jika kita tetap seperti ini tanpa mau belajar apa itu teknologi bukan tidak mungkin kita akan kehilangan sumber penghidupan kita.

Coba kita renungkan, dulu jika kita ingin tau kabar family di luar kota butuh waktu 2 minggu dengan surat via kantor pos,tapi sekarang hanya perlu 3 detik kita bisa mendengar suara dan wajah saudara kita yang jauhnya ber kilo-kilo hanya dengan kotak kecil dengan nama HaPe alias Hand Phone. Bagaimana jika kita tidak tau cara memakai HP? Tentunya kita akan kesulitan. Jalan keluarnya minta bantuan orang lain,apakah kita pernah berpikir jika orang yang kita mintai tolong itu menipu kita? “ah dia nggak ngerti biarin” kata dia. Siapa yang rugi? Itu baru HP bagaimana jika transaksi jual beli tanah lewat internet?  Ah apa bisa? Jawabanya BISA,asal kita tau teknologi. Sebagai contoh sekarang jual-beli lemari,motor bahkan mobil  bisa lewat warnet tanpa perlu kita jauh-jauh ke Kediri,tulungagung,jombang ataupun Surabaya yang akan menghabiskan ongkos belaka. Tinggal kita mau belajar internet atau enggak?

Minat

Faktor ke dua pendukung lambatnya teknologi masuk Desa dadaplangu adalah kurangnya minat masyarakat dadaplangu terhadap teknologi. Hal ini tak bisa di biarkan berlarut, Mengingat cepatnya perkembangan jaman saat ini. Ada pepatah bilang “siapa cepat dia dapat” secepat apakah kita sekarang ini. Lebih cepatkah kita? Boleh kita tiap hari bergelut dengan lumpur,dengan bajak,dengan kerbau,sapi,ayam,itik dsb tapi kita jangan sampai di bawah orang-orang kota. Mereka punya fasilitas kita bikin fasilitas,mereka berpendidikan tinggi,kita jangan kalah meskipun pendidikan seadanya. Asal ada kemauan yang tinggi. Mereka bicara internet kita harus bisa mengimbangi atau minimal kita tau apa yang mereka bicarakan. Kenapa begitu? Agar kita tak tertipu.

Luangkan waktu 1/2 jam tiap hari untuk membaca. Membaca apa? Apa saja yang bisa kita baca,Koran bekas,buku bekas atau buku adik-adik kita. Jangan malu bertanya meskipun dengan anak kecil.

Perlu saya ingatkan kembali tentang pentingnya teknologi di kehidupan kita. Sebagai contoh penerimaan siswa baru yang telah menggunakan media internet untuk menyaring calon siswa yang di terima. Begitupun pengumuman kelulusan dan nilai ujian anak-anak kita semua lewat internet. Sedangkan kita masing bingung apa itu internet dan gimana cara pakainya? Itu fakta yang tidak bisa kita pungkiri. Bagaimana kita tau aceh terkena tsunami beberapa tahun lalu? Berita di TV itu jawabanya. Saya ingin bertanya, Bagaimana bisa barang mati seperti TV bisa bersuara dan ada gambarnya? Bagaimana HP itu bisa berfungsi padahal tak ada kabel penghubung sama sekali? Itu semua teknologi kawan.

Biaya

Faktor berikutnya adalah biaya yang relatife masih tinggi. Yang di maksud biaya di sini adalah biaya yang harus di keluarkan warga untuk belajar mengenal teknologi. Sebagai contoh apabila kita ingin bermain internet kita harus punya computer. Sedangkan harga computer masih lumayan tinggi untuk ukuran kita, belum lagi akses jaringan yang sering tersendat. Salah satu jalan belajar adalah warnet itupun perjamnya berkisar 2000- 4000 rupiah di tambah waktu kita yang terbuang untuk keluarga. Bagaimana kita mengatasi hal ini? Mungkin salah satunya kita harus bersatu membuat suatu wadah yang kita kelola bersama syukur pemerintah desa ikut berperan serta sebagai fasilitator guna menekan biaya yang di keluarkan untuk metode belajar ini. Jika ini sudah terbentuk akan lebih ringan lagi jika kita bisa menggandeng pihak swasta untuk menyediakan perangkat-perangkat pendukung.

Yang terakhir adalah Motivator

Tidak adanya motivator sebagai motor penggerak semangat menjadi faktor utama kurangnya minat masyarakat kita terhadap teknologi. Pertanyaanya? Siapa yang dengan senang hati mau mengajarkan,memberi wawasan,pengetahuan serta ilmunya kepada warga? Itu tak lain adalah anda sendiri sebagai warga desa Dadaplangu. Anda bisa membaca tulisan ini berarti anda tau internet, Tinggal apakah anda mau mengamalkan ilmu yang anda punya untuk kesejahteraan bersama. Apa yang kita punya marilah kita amalkan semaksimal mungkin. Untuk apa ilmu banyak bila tak di amalkan.

Ilmu yang berkah adalah ilmu yang di amalkan. Dengan adanya blog desa dadaplangu ini marilah kita bersatu membangun desa kita tercinta demi anak cucu kita di masa datang. Jelaskan kepada orang yang bertanya sesuai kemampuan anda. Anda memberikan sedikit,sangatlah besar artinya untuk orang yang anda beri. Dan percayalah malaikat tersenyum melihat pemberian anda.

Terakhir kami mohon maaf apabila isi tulisan ini menyinggung pihak-pihak tertentu dan itu bukan merupakan suatu kesengajaan. ( di kutip dari berbagai sumber )

1 komentar:

Tuangkan komentar yang membangun untuk desa ini